Pembubaran Kajian Remaja dengan narasumber Ustadz Felix Siauw menarik perhatian berbagai kalangan, salah satunya dari alumni The University of Tokyo Jepang Muhammad Najib.
Melalui akun facebook pribadinya, Najib menuliskan bahwa fenomena pembubaran pengajian yang terjadi di Indonesia saat ini mengingatkan pada masa-masa kejayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1955 hingga 1965.
"Pada tahun 1955 saja, PKI berhasil meraih suara lebih dari 6jt, dengan basis utama di Jawa, khususnya Jateng & Jatim. Kriminalisasi ulama, ustadz, kyai pada jaman itu sudah biasa..jangankan da'i level kampung, ulama sekaliber Buya Hamka saja bisa dipenjara tanpa dosa" papar Muhammad Najib di akun Facebook pribadinya, senin(1/5/2017).
Alumni Ilmu Manajemen Univeristas Indonesia ini juga menjelaskan bahwa pada masa era 1955, PKI terus meniupkan kebencian antar kelas dihidup-hidupkan, penistaan agama pada masa itu terlaksana secara terstruktur, sistematis & massif mulai dari sekolah, universitas dan pemerintahan.
"PKI sangat pandai memanfaatkan kedekatannya dengan pemerintahan Nasionalis Soekarno, sehingga tdk sedikit kebijakan strategis & operasional pada masa-masa akhir ordelama dipengaruhi kuat oleh ide-ide PKI" jelas Najib.
Lebih lanjut Najib mengungkapkan bahwa adanya upaya membelah rakyat bisa jadi memang ada pihak yang sengaja membelah. Dan tidak menutup kemungkinan ideologi PKI saat ini sedang berkembang di Indonesia.
"PKI sebagai partai memang sudah bubar & sudah lama menjadi partai terlarang..tapi idelogi & pengikutnya yg banyak itu tentu tidak serta merta hilang..malah boleh jadi demokrasi saat ini memberi ruang ideologi PKI utk berkembang" tambah Najib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar