Orang setua ustadz Ba’asyir dikawal dengan senjata terhunus yang sewaktu waktu senjata tersebut siap meledak menebus tubuh sasarannya. Pantaskah?
Miris hati ini menyaksikan foto diatas, saya tidak bermaksud memprovokasi pembaca sebab tanpa menulis tulisan ini apabila anda melihat foto diatas respon anda mungkin akan sama dengan saya.
Tulisan ini hanya bermaksud menyampaikan kritik kepada pimpinan polri di Nagara ini.. Pantaskah orang setua ustadz Ba’asyir ini kawal sebegitu siaganya?
Orang yang dikawal begitu siaganya itu dilakukan karena diragukan akan bisa melarikan diri. Atau seperti di film film action itu, tiba tiba si bandit datang, makanya diperlukan aparat yang siaga penuh dan pengawalannya dengan sangat ketat.
Berdasarkan pengalaman, pernahkah ada kejadian seperti di film film itu di negara kita? Mungkin tidak, tapi tindakan antisipatif sangat perlu diterapkan SOP (standar operasional prosedur).
Namun bagi terpidana ustadz Ba’asyir untuk jalan saja beliau tidak mampu, lihat itu ustads digiring dengan menggunakan kursi roda, sebalah matanya tertutup perban. Apakah masuk akal beliau bisa lari kencang dengan maksud melarikan diri. Tidak masuk akal. Impossible.
Aparat keamanan sudah seharusnya bertindak sesuai dengan kondisi riil yang diawasi/diamankannya, bertindaklah sekali sekali seusai dengan sitausi dan kondisi, tidak hanya menurut standar operasional saja.
Foto yang ini saya ambil dari akun Facebook seorang teman, sayang tidak dijelaskan, terpidana ustadz Ba’asyir hendak kemana atau pulang dari mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar